Abstract |
: |
Penyakit Surra merupakan penyakit yang sangat berbahaya bagi ternak di Indonesia yang disebabkan oleh infeksi parasit protozoa Trypanosoma evansi. Penyakit yang hidup di dalam plasma darah ini ditularkan oleh artropoda penghisap darah seperti lalat kandang Tabanus sp, Stomoxys calcitrans, Haematobia sp dsb. Berbagai wabah Surra telah terjadi di seluruh Indonesia mulai dari tahun 2012 diikuti dengan kematian pada kuda, sapi, dan kerbau. Kejadian terparah di wilayah NTT, NTB, Banten dan Jawa Tengah (Data Kementan, 2015). Angka kematian ini diperkirakan lebih besar, namun mengingat kurangnya pemahaman penyakit maka sedikit sekali dilaporkan. Selain kerugian ekonomi, penyakit ini sudah dimasukan dalam zoonosis yang dapat menular ke manusia (Joshi et al., in Am. J. Trop., 2005; Desquesnes, 2013).
Berbagai upaya pengobatan terhadap penyakit Surra ini telah dilakukan dengan pemberian obat anti Trypanosoma yang ada di Indonesia seperti Diminazene aceturat dan Isometamidium, namun belum memberikan hasil yang memuaskan. Bantuan dari Pemerintah yang jumlahnya milyaran rupiah juga tidak efektif, tetap saja terjadi letupan penyakit di daerah kantong-kantong produksi ternak. Berbagai dugaan muncul dengan adanya resistensi terhadap obat anti trypanosoma Diminazene aceturate dan Isometamidium seperti yang terjadi di Afrika. Penelitian ini diajukan untuk mendukung Program Swasembada Daging Sapi dan Kerbau (PSDSK) yang telah dicanangkan oleh beberapa tahun yang lalu. Tujuan penelitian ini adalah untuk: (1) melakukan kajian analisis resiko kejadian resistensi obat pada ternak penderita Surra, (2) menguji efektifitas obat anti Trypanosoma yang beredar di Indonesia menggunakan metode in vivo, (3) mengetahui profil DNA beberapa isolat Trypanosoma pada sapi penyebab penyakit Surra, (4) menyusun peta infeksi daerah yang resisten dan sensitif terhadap obat Anti Trypanosoma di Indonesia, (5) merancang metode deteksi molekuler resisten obat Trypanosoma, (6) memberikan rekomendasi kebijakan kepada Pemerintah dalam pencegahan dan pemberantasan penyakit Surra di Indonesia.
Sehubungan dengan hal tersebut di atas, perlu dilakukan pentahapan penelitian terkait resistensi obat Surra yaitu pada tahun pertama melakukan survey epidemiologis, kajian faktor resiko resistensi obat, isolasi Trypanosoma resisten obat dari NTT, Jawa Tengah dan Lampung. Pada tahun kedua melakukanstudi resistensi obat anti Trypanosoma secara in vivo pada hewan percobaan dan analisis kajianmolekuler resistensi obat Surra dengan metode molekuler Polymerase Chain Reaction Restriction Fragment Long Polymorphism (PCR-RFLP) sertapemetaan profil DNA isolat Trypanosoma dari berbagai daerah tersebut. Pada tahun ketiga aplikasi deteksi resistensi obat pada sapi yang menderita Surra di seluruh wilayah yang diambil dari masing-masing pulau utama di Indonesia, pemetaan data wilayah resisten obat Surra. Diharapkan akhir dari penelitian ini dapat disusun rekomendasi dan kebijakan terkait pencegahan dan penanggulangan penyakit Surra bagi Pemerintah Pusat dan Daerah. |