ACADSTAFF UGM

CREATION
Title : e-Nose TB: Inovasi electronic-Nose untuk Skrining Tuberkulosis di Indonesia
Author :
Date : 1 2021
Abstract : Tuberkulosis (TB) adalah permasalahan global. Indonesia dengan jumlah populasi 271 juta, menjadi negara dengan beban TB terbesar kedua, dan negara ketiga di dunia dengan kesenjangan tinggi antara jumlah kasus sebenarnya dengan kasus yang terdeteksi. Skrining TB di Indonesia biasanya dilakukan dengan pemeriksaan gejala, namun pemeriksaan gejala hanya mempunyai sensitivitas sebesar 70%. Foto thorax dianjurkan sebagai alat skrining dengan sensitivitas 87%, namun foto thorax tidak praktis dibawa untuk penemuan kasus TB aktif dan memaparkan pasien pada radiasi. Tes nafas dengan electronic nose berpotensi menjasi alat diagnosis. Tes nafas tidak invasif, dan sesuai digunakan untuk pasien yang kesulitan mengeluarkan dahak. Electronicnoses telah digunakan untuk diagnosis penyakit paru seperti asma, penyakit paru obstruktif kronis (PPOK), dan kanker. Universitas Gadjah Mada telah mengembangkan alat electronic nose untuk mendiagnosis tuberkulosis. Alat tersebut mudah digunakan, portabel, hanya memerlukan listrik kecil untuk mengisi ulang daya, dan dapat diproduksi dengan harga murah. Dengan bentuknya yang portabel, electronic nose dapat dipakai untuk skrining TB. Pasien yang didiagnosis positif dengan electronic nose kemudian dapat dirujuk untuk tes lanjutan yang lebih spesifik untuk konfirmasi diagnosis. Penelitian ini bertujuan untuk menginvestigasi potensi e-nose sebagai alat skrining TB dibandingkan dengan pelacakan gejala dan radiologis dada yang saat ini masih dipakai sebagai standar skrining TB di Indonesia. Selain itu, penelitian ini juga bertujuan untuk menganalisis waktu dan biaya dari algoritme skrining dengan e-nose untuk mendapatkan tambahan deteksi kasus di Indonesia. Bersamaan dengan diluncurkannya penemuan kasus TB aktif dengan Xray (rontgen dada) portabel di populasi berisiko tinggi di Yogyakarta (program Zero TB city), electronic nose akan diujikan dan dibandingkan dengan X-ray dan skrining gejala dalam penemuan kasus TB. Partisipan yang positif dengan electronic nose atau X-ray, dan atau mempunyai gejala TB, akan dirujuk untuk tes cepat molekuler (Xpert MTB/Rif) yang direkomendasikan oleh WHO, yang mempunyai spesifisitas diagnosis lebih tinggi. Performa tes nafas sebagai skrining TB akan dibandingkan dengan performa gejala dan pemerikasaan Xray dada. Analisis waktu dan biaya tes nafas sebagai skrining TB juga dilakukan. Data karakteristik partisipan akan dikumpulkan, seperti usia, berat badan, tinggi badan, jenis kelamin, kebiasaan merokok, komorbiditas, komedikasi, makanan dan minuman yang dikonsumsi sebelum tes nafas. Dengan dukungan dari fakultas, departemen, institusi mitra (Fakultas MIPA UGM), dan laboratorium TB di FKKMK UGM, penelitian untuk menginvestigasi potensi e-nose sebagai skrining TB akan dilakukan. Hasil dari penelitian ini adalah publikasi dan pengembangan teknologi skrining TB. Dengan penelitian ini, skrining TB yang lebih efektif, mudah, dan menjangkau seluruh lapisan masyarakat dapat dilakukan, dan pada akhirnya meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan bagi masyarakat. Penelitian ini sejalan dengan peta jalan dan renstra penelitian FKKMK UGM, yaitu pencegahan, diagnostik, intervensi medis dan kesehatan masyarakat untuk peningkatan kualitas pelayanan dengan pemanfaatan teknologi untuk kedokteran dan pelayanan dalam bidang penyakit menular, dan berorientasi pada paten dan hilirisasi produk. Kata kunci: tuberculosis, active case finding, skrining, electronic nose
Group of Knowledge : Ilmu Kedokteran Tropis
Original Language : Bahasa Indonesia
Level : Nasional
Status :
Document
No Title Document Type Action
1 e-nose.pdf
Document Type : Dokumen Pendukung Karya Ilmiah (Hibah, Publikasi, Penelitian, Pengabdian)
Dokumen Pendukung Karya Ilmiah (Hibah, Publikasi, Penelitian, Pengabdian) View