ACADSTAFF UGM

CREATION
Title : EPISTEMOLOGI JAWA: ANALISIS KRITIS DAN RELEVANSINYA BAGI PENGEMBANGAN ILMU DI INDONESIA
Author :
Date : 2015
Abstract : Penelitian yang berjudul: “Epistemologi Jawa: Analisis Kritis dan Relevansinya Bagi Pengembangan Ilmu di Indonesia” ini dilatarbelakangi oleh dua persoalan. Pertama, adalah persoalan dalam pengembangan ilmu di Indonesia yang berorientasi pada pengembangan kecerdasan intelektual atau kognitif; dan kedua adalah adanya tuntutan indigenisasi ilmu filsafat yang sesuai dengan kultur dan tradisi masyarakat di Indonesia. Tujuan dari penelitian ini secara umum adalah untuk menemukan epistemologi indigenous yang sesuai dengan kultur dan tradisi masyarakat Indonesia, khususnya Jawa, dan kemudian direlevansikan dengan pengembangan ilmu di Indonesia. Harapannya adalah agar pengembangan ilmu di Indonesia nantinya dapat dilaksanakan berdasarkan pertimbangan-pertimbangan filsafati yang memang sesuai dengan akar budaya masyarakat Indonesia sendiri. Penelitian ini memiliki objek material atau lapangan penyelidikan berupa aktivitas sebuah masyarakat, yaitu masyarakat Jawa, yang terkait dengan pemahaman mereka tentang pengetahuan. Adapun objek formal atau sudut pandang keilmuan yang digunakan sebagai alat analisis adalah filsafat, khususnya epistemologi. Unsur-unsur metodis pengkajian yang digunakan adalah: deskripsi, historis, verstehen, analitika bahasa, hermenutika, dan heuristika. Hasil dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Hakikat pemikiran epistemologi Jawa dapat dikaji dari empat persoalan epistemologi, yaitu: persoalan hakikat pengetahuan; sumber pengetahuan; sifat pengetahuan; dan validitas pengetahuan. 2. Hakikat pengetahuan menurut masyarakat Jawa adalah pertama, bahwa pengetahuan bagi masyarakat Jawa disebut dengan kawruh; kedua, bahwa pengetahuan tidak selalu berdimensi kognitif; dan ketiga, bahwa kriteria kebenaran ada pada keselarasan atau pener. 3. Berkaitan dengan sumber pengetahuan menurut masyarakat Jawa, masyarakat Jawa mengakui bahwa manusia terdiri atas badan wadag dan badan alus, dalam arti manusia memiliki potensi yang bersifat fisik dan potensi yang bersifat non fisik. Potensi fisik adalah indera; sedangkan potensi non fisik adalah rasio dan hati atau rasa. Dari beberapa potensi epistemologis yang ada pada diri manusia tersebut, rasa lah yang menurut masyarakat Jawa mampu mengantarkan manusia pada pengetahuan tertinggi atau pengetahuan sejati. 4. Berkaitan dengan persoalan sifat pengetahuan bagi masyarakat Jawa, pengetahuan yang objektif itu ada, namun capaian manusia yang satu dengan manusia yang lain terhadap realitas itu berbeda-beda, sehingga yang terjadi pengetahuan yang didapatkan lebih bersifat subjektif. 5. Berkaitan dengan ukuran validitas pengetahuan, masyarakat Jawa menganggap bahwa valid atau tidaknya kebenaran suatu pernyataan atau tindakan berdasarkan kesesuainnya dengan prinsip kebenaran rasional empiris dan sekaligus tidak merusak tatanan yang ada, yang biasa dikatakan bener tur pener. Kata Kunci: epistemologi, Jawa, bener, pener, subjektif, rasa
Group of Knowledge : Filsafat
Original Language : Bahasa Indonesia
Level : Nasional
Status :
Document
No Title Document Type Action
1 Epistemologi Jawa.pdf
Document Type :
View