Abstract |
: |
Longsor didefinisikan sebagai pergerakan massa batuan, puing-puing, atau bumi yang menuruni lereng (Karnawati, 2003). Banyak faktor yang menjadi penyebab longsor tersebut, salah satunya adalah keberadaan bidang gelincir pada lereng yang relatif curam. Desa Mertelu, Kecamatan Gedangsari, Kabupaten Gunungkidul, DIY, dipilih sebagai tempat penelitian, karena merupakan wilayah yang mempunyai banyak lokasi dengan kemiringan yang cukup curam (lebih dari 200). Kejadian longsor seringkali terjadi di wilayah ini. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan informasi keberadaan bidang gelincir. Pengambilan data dilakukan terhadap 4 buah lintasan masing-masing dengan panjang 300 meter, a = 20 meter dan n maksimum 6, dengan menggunakan alat Resistivitymeter Syscal Yunior, pada area dengan tingkat kemiringan lebih dari 300. Data diolah dengan menggunakan software Res2Dinv.
Hasil penelitian menunjukkan nilai resistivitas batuan bervariasi antara 2 s/d 200 ohmmeter. Nilai resistivitas rendah (2 s/d 8 ohmmeter) diinterpretasi sebagai batulempung dan atau batulanau, resistivitas sedang (8 s/d 20 ohmmeter) sebagai batupasir-lempungan, agak tinggi (20 s/d 50 ohmmeter) sebagai batupasir dan tinggi (lebih dari 50 ohmmeter) sebagai batupasir masif. Secara umum pola perlapisan dimulai dengan nilai resistivitas rendah di bagian atas, dan resistivitas tinggi di bagian bawah. Bidang gelincir ditandai nilai resistivitas rendah yang menumpang di atas resistivitas lebih tinggi. Kesimpulannyaada lintasan 1, 2 dan 4 diduga terdapat bidang gelincir, dengan jenis longsoran adalah longsoran rotasi. |