ACADSTAFF UGM

CREATION
Title : INISIASI PENGEMBANGAN MARMUT (Cavia porcellus Linnaeus, 1758) SEBAGAI HEWAN LABORATORIUM
Author :

Laksmindra Fitria, S.Si., M.Si. (1)

Date : 11 2020
Keyword : marmut,Cavia porcellus,hewan laboratorium,penelitian in vivo marmut,Cavia porcellus,hewan laboratorium,penelitian in vivo
Abstract : Marmut (Cavia porcellus) termasuk hewan yang lazim digunakan sebagai model dalam penelitian in vivo sebagaimana tikus (Rattus norvegicus) dan mencit (Mus musculus). Namun demikian, di Indonesia, penggunaan marmut sebagai hewan coba masih sangat terbatas karena belum terdapat fasilitas hewan yang menyediakan marmut laboratorium seperti halnya tikus dan mencit. Padahal marmut memiliki karakter fisiologis yang lebih mirip dengan manusia, salah satunya adalah ketidakmampuan tubuhnya mensintesis vitamin C. Pada umumnya peneliti langsung menggunakan marmut yang diperoleh dari pasar hewan. Marmut yang diperjualbelikan di pasar hewan berasal dari peternakan rakyat, di mana manajemen pemeliharaan dan metode penanganannya tidak memenuhi persyaratan sebagai hewan coba. Kegiatan ini dilakukan dalam rangka mengembangbiakkan marmut sebagai hewan laboratorium mengikuti prosedur standar yang telah ditetapkan secara internasional. Penelitian ini telah dimulai sejak tahun 2016 bertempat di fasilitas hewan Fakultas Biologi UGM. Marmut sebagai starter diperoleh langsung dari peternak, dipilih tipe breed American/English shorthair tricolor berdasarkan identifikasi morfologi. Selanjutnya marmut diaklimatisasi dalam ruangan yang dikontrol suhu, kelembapan, pencahayaan, fotoperiode, tingkat kebisingan, aliran udara, dan kebersihannya. Marmut ditempatkan dalam kandang yang dirancang khusus, dilengkapi dengan enrichment untuk mendukung aktivitas normalnya. Pakan kering (pelet) dan air minum secara bertahap diperkenalkan dan dicatat jumlah yang dikonsumsi. Sayur-sayuran segar tetap diberikan untuk memenuhi kebutuhan vitamin C. Selama pemeliharaan, beberapa parameter dasar fisiologis dicatat, meliputi berat badan, suhu badan, kondisi fisik, perilaku individual dan sosial direkam menggunakan CCTV, serta pemeriksaan darah secara berkala. Beberapa marmut kemudian dikawinkan dengan rasio jantan:betina=1:1. Anakan yang lahir dicatat kuantitas, kualitas, dan profil fisiologis, termasuk perilakunya. Hingga saat ini penelitian masih terus berjalan, dan telah diperoleh generasi ketiga (F2). Sebagian marmut dari kegiatan ini telah digunakan dalam beberapa penelitian. Secara umum dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan kondisi marmut yang dipelihara secara konvensional dan yang diaklimatisasi di laboratorium, Oleh karena itu, pengembangan marmut laboratorium sangat penting untuk validitas hasil penelitian.
Group of Knowledge :
Level : Nasional
Status :
Published
Document
No Title Document Type Action
1 esertifikat SNPBS V_11072020.pdf
Document Type : [PAK] Sertifikat Seminar
[PAK] Sertifikat Seminar View
2 esertifikat SNPBS V_11072020.pdf
Document Type : Artikel dan Sertifikat/Bukti Kehadiran/Pasport (jika tidak ada sertifikat)
Artikel dan Sertifikat/Bukti Kehadiran/Pasport (jika tidak ada sertifikat) View