Abstract |
: |
Peningkatan konstruksi dan infrastruktur semakin pesat di Indonesia seiring dengan perkembangan jaman. Pembangunan konstruksi seperti rumah, gedung, jembatan, jalan, dan konstruksi lainnya, berdampak pada banyaknya kebutuhan besi maupun baja.
Kebutuhan batubara kokas digunakan untuk melakukan peleburan dan pemurnian besi serta nikel dengan menggunakan blast furnace. Peran kokas dalam industri metalurgi diantaranya sebagai bahan bakar penghasil panas, agen pereduksi, penopang, dan penyedia jalan untuk gas saat dipanaskan di dalam tanur (Kumar dan Kumar, 2015). Syarat batubara menjadi kokas harus mempunyai karakteristik tertentu untuk meleleh, membentuk residu, mengembang dan mengeras kembali atau harus memiliki sifat plastis (Zimmerman dan Raymond, 1979 dalam Yustanti, 2012).
Indonesia memiliki cadangan batubara dengan peringkat rendah hingga menengah dan mayoritas termasuk dalam batubara non-coking coal atau tidak berpotensi untuk dijadikan kokas. Meningkatnya kebutuhan industri metalurgi, maka diperlukan pengembangan batubara non-coking coal sebagai bahan baku pembuatan kokas dengan metode coal blending. Metode ini dapat menyeimbangkan karakteristik dan komponen penyusun batubara untuk memenuhi syarat batubara mengokas serta dilihat dari sudut pandang ekonomi, dapat mengurangi biaya penggunaan batubara hard coking coal (Yustanti, 2012).
Perencanaan metode coal blending ini diharapkan mampu memberikan salah satu alternatif untuk potensi batubara Indonesia bukan hanya digunakan sebagai thermal coal tetapi bisa memberikan perannya untuk batubara metalurgi. Oleh karenanya, riset mengenai karakterisasi batubara yang dapat digunakan sebagai bahan baku bio-kokas menjadi penting untuk dilakukan.
Penelitian ini berfokus pada produk batubara hasil coal blending dari Cekungan Tarakan, Formasi Meliat, tepatnya dari PT. Duta Tambang Rekayasa untuk dilihat karakteristik dan kemampuan batubara untuk dijadikan batubara mengokas serta uji metalurginya. Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi mengenai potensi batubara mengokas daerah penelitian |