Title | : | PAKAN HIJAUAN LEGUMINOSA: Ramah Biaya dan Lingkungan |
Author | : |
Prof. Ir. Bambang Suwignyo, S.Pt., M.P., Ph.D., IPM., ASEAN Eng. (1) |
Date | : | 2016 |
Keyword | : | |
Abstract | : | Pakan menjadi unit cost yang sangat diperhitungkan dalam suatu usaha peternakan. Pada usaha peternakan ayam, lebih dari 70% cost akan adalah berupa pakan, dan pakan menjadi unit cost terbesar kedua setelah bibit pada usaha peternakan ruminansia. Terkait pakan, kadar protein pakan menjadi salah satu faktor penting untuk dipertimbangkan. Salah satu faktornya dikarenakan kadar protein pakan ruminansia biasanya lebih rendah dibanding dengan pakan untuk unggas. Sumber pakan yang identik sebagai leaf protein adalah jenis leguminosa. Leguminosa memiliki kadar protein kasar rata-rata antara 15% sampai dengan 25%. Berbeda dengan rumput yang rata-rata hanya memiliki kadar protein dibawah 12%. Leguminosa dapat berupa pohon (glirisidia, lamtoro, kaliandra, tayuman, turi, kelor, desmodium, munggur) maupun berupa semak (putri malu, kalopo, sentro, stilo). Ada beberapa keuntungan atas penyediaan leaf protein bagi ternak. Pada aspek biaya produksi leaf protein jauh lebih mudah dibanding dengan protein pakan berupa konsentrat. Harga untuk satu persen (1%) protein kasar konsentrat ruminansia berkisar antara Rp 233 -291/ kg (asumsi harga kosentrat Rp 3.500/kg dengan protein kasar 12-15%), sedangkan leaf protein hanya Rp 43 -60/ kg (asumsi harga Rp 1.000/kg dengan protein kasar 17 – 23%). Jika sumber pakan leaf protein ini di kembangkan dan dikelola dalam bentuk ranch dan bukan dalam manajemen cut and carry maka dengan biaya produksi yang rendah berarti akan berpotensi untuk mendapatkan harga output yang rendah pula (baca harga daging). Pada aspek produksi ada keuntungan fisiologis metabolik pemberian pakan legume memicu produksi propionat. Dalam mekanisme metabolisme tubuh, propionate sangat penting keberadaannya sebagai suplai energi tubuh (berfungsi seperti glukosa pada non ruminansia). Asam propionat ini yang akan mempengaruhi kuantitas produksi susu (pada ternak perah) dan daging (ternak potong). Dalam berbagai kajian di dapatkan thesis bahwa produksi methan dari ruminansia berbanding lurus dengan asetat dan berbanding terbalik dengan propional. Penurunan produksi methan berarti menurunkan emisi methan sehingga potensi methan sebagai gas rumah kaca yang dikenal menjadi salah satu penyebab pemananasan global juga turun. Pohon legume yang di tanam akan menjadi sumber oksigen dan pengikat carbon. |
Group of Knowledge | : | Nutrisi dan Makanan Ternak |
Level | : | Nasional |
Status | : |
Published
|
No | Title | Action |
---|