ACADSTAFF UGM

CREATION
Title : Pengaruh Panjang Stack Kasa Kawat Stainless-Steel Dan Heat Exchanger Pada Kinerja Pendingin Termoakustik Gelombang Berdiri Berbiaya Murah
Author :

Prastowo Murti (1) Prof. Dr. Agung Bambang Setio Utomo, S.U. (2) Ikhsan Setiawan, S.Si., M.Si. (3)

Date : 0 2015
Keyword : pendingin termoakustik, panjang stack kasa kawat stainless-steel, hot heat exchanger pendingin termoakustik, panjang stack kasa kawat stainless-steel, hot heat exchanger
Abstract : Mesin pendingin semakin sering digunakan dalam beberapa waktu ini, namun dibalik manfaatnya terdapat dampak negatif terhadap alam. Refrigeran yang ada pada mesin pendingin konvensional berdampak langsung terhadap lingkungan, salah satunya adalah merusak lapisan ozon. sehingga perlu dibuat mesin pendingin yang ramah lingkungan. Pendingin termoakustik adalah mesin pendingin dengan memanfaatkan fenomena termoakustik dan tidak menggunakan refrigeran yang berbahaya pada lingkungan. Termoaakustik adalah fenomena fisis gelombang bunyi dapat menimbulkan perbedaan suhu atau sebaliknya. Untuk dapat memanfaatkan fenomena ini diperlukan stack pada sistem termoakustik. Stack adalah jantung dari termoakustik tempat terjadinya perpindahan kalor. Oleh karena itu, penelitian ini berfokus pada optimasi stack berbahan kasa kawat (mesh) stainless-steel dan penggunaan heat exchanger (alat penukar kalor) pada kinerja pendingin termoakustik gelombang berdiri. Telah dilakukan penelitian pengaruh panjang stack terhadap perbedaan suhu antara daerah dingin dan daerah panas pada pendingin termoakustik. Stack terbuat dari susunan kasa kawat stainless-steel dengan ukuran #18 dan panjang stack bervariasi dari 4 cm sampai 7 cm. Penurunan suhu optimal terjadi saat panjang stack 5 cm dengan penurunan suhu mencapai 6,1oC di daerah dingin. Untuk membuang kalor di daerah panas, hot heat exchanger berbentuk fin-tube diaktifkan saat suhu pada daerah dingin tidak bisa turun lagi.. Terjadi penurunan suhu di daerah dingin sebesar 1,8oC dan penurunan suhu di daerah panas sebesar 5,1oC. Dengan adanya hot heat exchanger terjadi penurunan suhu di daerah panas sehingga perpindahan kalor dari daerah dingin ke daerah panas menjadi maksimal. Untuk mengoptimalkan kinerja alat, perlu dilakukan penelitian tambahan tentang pengaruh beberapa paramater lain seperti panjang resonator, intensitas gelombang bunyi dan tekanan gas.
Group of Knowledge :
Level : Nasional
Status :
Published
Document
No Title Document Type Action
1 prosiding2015-SNTM10-Prastowo_compressed.pdf
Document Type : [PAK] Full Dokumen
[PAK] Full Dokumen View