ACADSTAFF UGM

CREATION
Title : Pengembangan Produk Imunogama sebagai Obat Herbal Terstandar dan Kandidat Fitofarmaka Imunomodulator
Author :
Date : 1 2020
Abstract : Sistem imun merupakan mekanisme pertahanan tubuh sebagai perlindungan dari bahaya berbagai agen infektif di lingkungan seperti bakteri, virus, jamur, parasit dan protozoa. Oleh karena itu, upaya meningkatkan sistem imun menjadi penting untuk dilakukan, salah satunya adalah dengan menggunakan imunomodulator khususnya yang bersifat imunostimulan. Salah satu agen imunomodulator alam yang sudah dikenal khasiatnya adalah herba meniran (Phyllanthus niruri L.).. Rimpang temu mangga (Curcuma mangga Val.) memiliki khasiat sebagai antioksidan karena mengandung senyawa fenolik. Selain itu, rimpang temu mangga juga memiliki aktivitas imunomodulator. Kemanfaatan masing-masing ekstrak tunggal meniran dan temu mangga telah banyak dilaporkan dan akan dibuktikan potensi aktivitasnya bila diberikan dalam bentuk kombinasi. Fakultas Farmasi UGM, bekerja sama dengan P.T. Swayasa Prakarsa mengembangkan produk berbahan dasar alam Imunogama yang terdiri dari kombinasi ekstrak herba meniran dan temu manga sebagai imunomodulator. Agar dapat diproduksi, diedarkan, dan dimanfaatkan secara luas, Imunogama perlu ditingkatkan menjadi obat herbal terstandar (OHT) dan selanjutnya Fitofarmaka dengan cara memenuhi kaidah kualitas dalam hal keseragaman zat aktif, keamanan dan khasiatnya. Hal ini sesuai dengan Prioritas Riset Nasional 2020-2024 dalam penyediaan OHT dan Fitofarmaka. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengembangkan Imunogama sebagai produk obat herbal terstandar dan kandidat fitofarmaka imunomodulator. Kegiatan yang akan dilakukan adalah teknologi untuk menghasilkan bahan baku dan simplisia terstandar, kemudian pengembangan ekstrak terstandar serta uji praklinis sesuai dengan aturan BPOM sebagai persyaratan obat herbal terstandar, yang kemudian dilanjutkan dengan praklinis untuk imunomodulator. Tahapan metode yang digunakan didalam penelitian ini meliputi: (1) profiling senyawa dan penentuan penanda (marker) untuk bahan baku terstandar, (2) uji parameter spesifik dan non spesifik bahan baku terstandar, (3) standardisasi ekstrak, (4) profiling senyawa dan penentuan senyawa penanda pada ekstrak, (5) uji efikasi in vitro, (6) uji parameter spesifik dan non spesifik ekstrak terstandar, (7) penyusunan protokol BPOM dan ethical clearence, (8) uji efikasi in vivo, (9) uji toksisitas akut, (10) uji toksisitas subkronis, (11) dan uji toksisitas kronis.
Group of Knowledge : Farmakologi dan Farmasi Klinik
Original Language : Bahasa Indonesia
Level : Nasional
Status :
Document
No Title Document Type Action