Abstract |
: |
Feline Infectious Peritonitis (FIP) merupakan salah satu penyakit yang menyerang pada sistem imunitas tubuh. Penyakit ini disebabkan oleh infeksi coronavirus yang dapat menyerang mamalia kucing di berbagai kelompok usia. Coronavirus sendiri merupakan virus RNA yang berpotensi terjadinya mutasi dan rekombinasi selama proses replikasi berlangsung, oleh karena itu virus ini mampu menghasilkan keragaman strain coronavirus. Virus ini belum diketahui dapat ditemukan pada manusia, sehingga perlu dilakukan studi lebih lanjut untuk konfirmasi bahwa virus ini bersifat zoonosis.
Studi ini dilakukan untuk mengetahui peran dan regulasi kerja dari limfosit B dan T pada sistem imunitas adaptif terhadap infeksi FCoV yang masih belum diketahui secara pasti. Infeksi FCoV dapat berkembang menjadi infeksi sistemik yang fatal dengan gejala klinis yang sangat berbeda, hal ini diikuti dengan terjadinya distensi abdomen akibat dari akumulasi cairan yang terbentuk akibat FIPV. Hasil penelitian sebelumnya diketahui bahwa FIPV merupakan bentuk mutasi dari FCoV dan dapat dibedakan secara genotipik yang dilihat dari urutan genom nukleotida. Peneliti yang bergerak dalam bidang kesehatan hewan (kucing) menjelaskan bahwa FCoV, terutama FIPV mengandung banyak aspek patogenesis dan virulensi yang masih belum terungkap lebih mendalam dan menyeluruh (still an enigma). Disisi lain, mutasi yang terjadi akibat dari coronavirus juga masih belum diketahui secara pasti, baik letak maupun proses yang terjadi pada genome sequences sehingga penanganan dari aspek humoral maupun selular masih belum dapat dilakukan.
Penelitian ini mendukung pengembangan ilmu-ilmu dasar Penelitian dilakukan melalui 3 tahap. Tahap 1 (2018) dilakukan isolasi, identifikasi dan karakterisasi molekular FCoV dari pasien kucing di berbagai klinik dan rumah sakit hewan serta pemilik kucing di wilayah Pulau Jawa dan Bali. Tahap 2 (2019) dilakukan uji imunopatogenesis pada hewan coba. Tahap 3 (2020) dilakukan pengembangan vaksin rekombinan dari plasmid ORF3abc dan 7ab dari FCoV. Harapan dari studi menggunakan isolat FCoV/FIPV yang ditemukan di Indonesia, akan dapat diketahui potensi strain lapangan yang mampu menginduksi sistem kekebalan adaptif untuk pengembangan sebagai kandidat vaksin terhadap infeksi FIPV.
Dari hasil penelitian tahap I (2018), diperoleh 35 spesimen kucing yang diduga terinfeksi FIP, dengan gejala klinis adanya akumulasi cairan efusi, ikterus, kelesuan, diare, gejala saraf. Sebagian besar kucing menunjukkan gejala anemia berat, trombositopenia, dengan kelainan morfologi eritrosit dan trombosit. Berdasar histopatologis terjadi kerusakan berbagai organ terutama pada hepar terjadi vaskulitis, dan degenerasi hepatosit. Hasil uji PCR terdapat 13 isolat positif terinfeksi FCoV/FIPV, dengan ukuran amplikon 417 bp. Berdasarkan hasil amplifikasi dengan menggunakan primer nsp-12 diketahui bahwa FCoV dan HCoV menghasilkan ukuran yang sama 434 bp. Hasil sekuensing parsial dari materi genetik FCoV/FIPV isolat asal Yogyakarta mempunyai kedekatan dengan isolat FCoV strain Yayoi yang berasal dari Jepang.
Kata kunci: Feline coronavirus (FCoV), feline infectious peritonitis (FIP), kucing, vaksin rekombinan. |