ACADSTAFF UGM

CREATION
Title : Penggunaan Teknologi dalam Pelayanan Kefarmasian sebagai Upaya Peningkatan Patient Safety di Rumah Sakit
Author :

Dr. apt. Fita Rahmawati, Sp.FRS. (1) Prof. Dr. Chairun Wiedyaningsih, M.Kes., M. App.Sc., .Apt. (2) Prof. Dr.rer.nat. apt. Raden Rara Endang Lukitaningsih, S.Si., M.Si. (3)

Date : 21 2020
Abstract : Prinsip non-maleficence merupakan prinsip dasar etik bagi penyedia layanan kesehatan dalam memberikan pelayanan kepada konsumen. Patient safety pada saat ini menjadi isu global dalam pelayanan kesehatan dan komponen utama dalam manajemen kualitas. Hal ini karena hampir setiap tindakan medik menyimpan potensi risiko termasuk pelayanan kefarmasian. Banyaknya jenis obat, serta jumlah pasien dengan terbatasnya staf rumah sakit, merupakan hal yang potensial bagi terjadinya kesalahan pengobatan (medication errorr) (Stojkovi? et al,, 2016). Selain isu mengenai patient safety evaluasi mengenai mutu pelayanan farmasi juga penting untuk diperhatikan. Dimensi waktu atau lama pelayanan menjadi salah satu parameter dalam penilaian mutu pelayanan farmasi (Kepmenkes, 2004). Hal ini karena waktu tunggu pelayanan obat di apotek rawat jalan dapat memengaruhi kualitas pelayanan disamping isu keselamatan pasien seperti dispensing error. Lebih jauh Kepmenkes No. 129/Menkes/SK/II/2008 tentang Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit menyebutkan beberapa kriteria untuk waktu tunggu pelayanan untuk obat jadi ? 30 menit dan obat racikan ? 60 menit serta tidak adanya kejadian kesalahan pemberian obat (100 %). Berbagai upaya telah dilakukan untuk meningkatkan pelayanan kefarmasian serta patient safety. Penggunaan tehnologi di bidang kesehatan seperti penerapan tehnologi informasi melalui elektronik prescribing yang disuport oleh system Computerized Physician Order Entry (CPOE) merupakan solusi dalam menekan medication error serta adverse drug reaction (ADR). Istilah CPOE mengacu pada berbagai sistem berbasis komputer berupa permintaan penyiapan obat bagi pasien oleh tenaga medis pada farmasis. System CPOE yang tersedia mempunyai kemampuan yang bervariasi mulai hanya menyediakan daftar obat-obatan yang bisa diresepkan oleh dokter hingga layanan yang dapat membantu dalam pengambilan keputusan klinik seperti peringatan akan adanya interaski obat-obat, alergi obat, kontraindikasi obat, serta adanya kelainan hasil laboratorium. System pengecekan tersebut akan membantu klinisi dalam mendeteksi masalah pada pasien, sehingga pengobatan pasien dapat lebih optimal. Penggunaan E- prescribing telah banyak diteliti mampu menurunkan medication error serta adverse drug reaction (Ammenwerth et al., 2008). Dalam pelayanan kefarmasian pada saat ini telah banyak dikembangkan berbagai tehnologi yang bertujuan untuk mempercepat palayanan. Terdapat berbagai jenis automatic dispensing mechine (ADM) untuk berbagai sediaan (oral maupun injeksi) yang telah tersedia di pasaran pada saat ini. Mesin automatik dispensing dibeberapa negara telah digunakan untuk membantu dispensing sediaan farmasi baik pada farmasi komunitas maupun di rumah sakit. Kunjungan penulis ke farmasi komunitas Phillia Pharmacy dan rumah sakit Seoul National University Hospital di Seoul Korea Selatan tahun 2019, proses dispensing baik untuk pasien rawat inap maupun rawat jalan menggunakan bantuan teknologi untuk mengoptimalkan pelayanan.
Group of Knowledge :
Original Language :
Level : Nasional
Status :
Document
No Title Document Type Action
1 Publikasi PM di web Farmasi UGM 21 Desember 2020.pdf
Document Type : Bukti Published
Bukti Published View
2 22 Des 2020_sertifikat PM Penggunaan Teknologi dalam Pelayanan Kefarmasian (1).pdf
Document Type : Sertifikat
Sertifikat View