Title | : | Pengomposan Sampah Organik Rumah Tangga Untuk Bubidaya Sayuran dengan Wadah Barang Bekas di Jogoyudan Yogyakarta |
Author | : |
Dr. Erlina Ambarwati, S.P., M.P. (1) Ir. Mulyono, M.S. (2) Dr. Ir. Sri Wedhastri, M.S. (3) Ir. Bellarminus Triman, S.U. (4) |
Date | : | 0 2015 |
Abstract | : | Kelurahan Gowongan termasuk dalam wilayak Kecamatan Jetis terletak di jantung kota Yogyakarta dengan jumlah penduduk 8.808 jiwa, diantaranya terdapat 1.185 jiwa atau 13,45% tergolong penduduk miskin. Wilayah Jogoyudan menjadi salah satu wilayah dengan penduduk yang sangat padat sehingga kepemilikan lahannya sempit dan miskin ruang dengan tanaman hijau, tuntutan kebutuhan hidup yang tinggi, kesempatan kerja yang semakin sulit diperoleh menyebabkan angka pengangguran dan banyak masalah lingkungan seperti penyediaan air bersih, drainase dan pengelolaan sampah. Lebih dari 70% sampah yang dihasilkan di kota Yogyakarta adalah sampah organik. Sampah organik apabila ditangani dan diolah dengan baik dapat menjadi pupuk kompos yang dapat dimanfaatkan untuk budidaya tanaman selain mengurangi pencemaran lingkungan dan berpotensi menjadi sumber penghasilan bagi masyarakat. Sampah non-organik, seperti kaleng bekas wadah cat, wadah susu, plastik bekas wadah minyak goreng, wadah pewangi pakaian, wadah deterjen, dapat dimanfaatkan sebagai wadah tempat budidaya tanaman sayur di perkotaan yang relatif tidak memiliki lahan. Dengan memanfaatkan wadah barang bekas dan pupuk kompos untuk budidaya sayuran, akan dapat memasok kebutuhan gizi rumah tangga dari sayuran sehingga menghemat pengeluaran dan lingkungan menjadi bersih serta tersedianya ruang terbuka hijau. Ruang terbuka hijau berfungsi sebagai estetika dan merupakan bagian dari ekosistem perkotaan. Hal ini juga akan memperindah Kampung Jogoyudan yang selama ini terkesan kumuh dengan tingkat kepadatan penduduk tinggi. Masyarakat di RW 07 Jogoyudan belum mengenal pemanfaatan limbah rumah tangga untuk media dan wadah budidaya tanaman sayur serta masih awam dalam membudidayakan tanaman sayur. Tim pengabdian dari Fakultas Pertanian UGM melakukan pengenalan, pelatihan dan pendampingan dalam budidaya sayuran dan pemanfaatan sampah limbah rumah tangga untuk budidaya sayuran melalui ceramah, praktik dan pendampingan selama 4 bulan. Hasil pendampingan menunjukkan bahwa masyarakat RW 07 Jogoyudan yang berminat dalam budidaya sayuran dan pemanfaatan limbah rumah tangga untuk budidaya sayuran didominasi oleh ibu-ibu dan bapak-bapak yang sudah tergolong usia tua, kaum muda dan remaja putus sekolah tidak ada satu pun yang berminat. Teknik budidaya tanaman sayur secara organik dengan wadah barang bekas tidak sulit bagi warga untuk melaksanakannya hal ini terbukti sudah panen dua kali dan tiga kali tanam untuk sayuran daun seperti selada, sawi hijau, bayam dan loncang; serta panen sekali untuk sayuran buah, seperti cabai, terung dan tomat. Warga dalam mengikuti pelatihan dan pendampingan sangat antusias, hal ini dibuktikan dengan keberhasilan budidaya sayuran tidak hanya sekali, warga juga meminta dibimbing budidaya pepaya di lahan kosong di bantaran sungai dan terbentuknya organisasi budidaya sayuran untuk menuju pengurus Rumah Pangan Lestari di RW 07 Jogoyudan. Akan tetapi, antusiasme warga ini masih perlu pembinaan dan bimbingan yang intensif, hal ini terlihat apabila Bapak RW tidak mengkoordinir dalam budidaya sayuran, banyak warga yang enggan untuk meneruskan budidaya sayuran, yang masih tetap giat melakukannya tinggal 5 warga saja yang merupakan pengurus budidaya sayuran dari 20 warga yang meminatinya. Warga lainnya akan bersemangat apabila ada pendampingan yang dilakukan intensif secara terus-menerus, kunjungan ke Condongsari B 31 dan dengan praktik budidaya sayuran organik yang dilakukan oleh warga. Pengelolaan dan pengolahan limbah rumah tangga yang berupa sampah organik baru dilakukan dua kali oleh warga dan hanya dilakukan oleh beberapa orang saja yang rumahnya dekat dengan komposter dan masih di lingkup RW. v Komposter bantuan telah ditempatkan di empat RT tetapi belum semua warga mau memanfaatkannya. Kebanyakan warga merasa enggan dan tidak nyaman dengan pengolahan sampah untuk dijadikan kompos. Padahal bahan baku pembuatan kompos tersedia, karena ada satu rumah tangga yang memasok sayuran segar di supermarket di seputaran Yogyakarta yang dapat menghasilkan sampah organik paling tidak 10 kg setiap harinya. Pendampingan yang intensif dan terus-menerus masih sangat diperlukan, baik untuk budidaya sayuran organik maupun pengelolaan serta pengolahan sampah organik sebagai campuran media budidaya sayuran. Perpaduan antara penyampaian materi dengan tatap muka, praktik dan pendampingan secara terus-menerus dan intensif di RW 07 Jogoyudan, Yogyakarta merupakan metode yang jitu untuk keberhasilan pendampingan budidaya tanaman sayuran organik dengan wadah barang bekas dan pengolahan sampah organik menjadi kompos. Kata kunci: budidaya sayuran organik, kompos organik, wadah barang bekas, pertanian perkotan. |
Group of Knowledge | : | Bioteknologi Pertanian dan Perkebunan |
Original Language | : | |
Level | : | Nasional |
Status | : |