ACADSTAFF UGM

CREATION
Title : Penyusunan Profil Keanekaragaman Hayati Kabupaten Madiun 2019
Author :

Prof. Dr. Suwarno Hadisusanto, S.U. (1) Prof. Dr. Purnomo, M.S. (2) Drs. Trijoko, M.Si. (3) Akbar Reza, S.Si., M.Sc. (4) Dr. Rury Eprilurahman, S.Si., M.Sc. (5) Donan Satria Yudha, S.Si., M.Sc. (6) Annas Rabbani, S.Si., M.Sc. (7)

Date : 1 2019
Abstract : Biodiversitas berasal dari kata Biological Diversity yang mulai diperkenalkan sejak tahun 1989 oleh Edward O. Wilson dan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) dikenal juga sebagai keanekaragaman hayati. Definisi sederhana dari Keanekaragaman hayati adalah “kekayaan hidup di bumi berupa jutaan tumbuhan, hewan, mikroorganisme dan gen yang dikandungnya serta ekosistem yang dibangunnya menjadi lingkungan hidup”. Terdapat tiga tingkatan Keanekaragaman hayati yang umum dikenal, yaitu keanekaragaman tingkat ekosistem, keanekaragaman tingkat spesies, dan keanekaragaman tingkat gen. Keanekaragaman ekosistem merupakan variasi dari lingkungan yang membentuk sistem antar habitat populasi. Ekosistem disusun oleh komponen abiotik dan biotik yang saling berinteraksi menciptakan sistem kehidupan. Setiap populasi memiliki peran dalam sistem yang dibentuk sehingga apabila salah satu komponen hilang akan menyebabkan ketidakseimbangan dan mengurangi kemampuan ekosistem untuk menghasilkan barang dan jasa terhadap manusia dan spesies lain yang hidup disana. Keanekaragaman tingkat spesies merupakan variasi spesies spesies makhluk hidup. Sementara keanekaragaman tingkat genetik merupakan variasi gen yang mengendalikan karakter organisme dan menyebabkan sifat yang tidak tampak (genotipe) dan sifat yang tampak (fenotipe) pada setiap makhluk hidup menjadi berbeda. Keanekaragaman tingkat spesies WWF melalui Living Planet Report tahun 2018 menyebutkan bahwa keanekaragaman hayati yang merupakan bagian utama dari alam dianalogikan sebagai “infrastruktur” yang menopang kehidupan di dunia, termasuk manusia. Segala sesuatu yang telah dibangun oleh masyarakat modern disediakan sepenuhnya oleh alam dan keanekaragaman hayati. Hal ini menunjukkan jasa yang tak terhitung oleh alam bagi kesehatan, kekayaan pangan, dan keamanan hidup manusia. Di Indonesia, kontribusi ekonomi keanekaragaman hayati diperkirakan senilai Rp. 3.134.016,7 milyar pada 2012 (UKNEA 2001 dalam dokumen IBSAP 2015-2020). Kontribusi ini dapat juga dilihat dari Produk Domestik Bruto (PDB) sebanyak 14,3?ri total PDB bersumber oleh sektor pertanian, peternakan, kehutanan, dan perikanan (BPS, 2015). Dari mulai pasokan bahan baku mentah di alam untuk makanan, obat-obatan, energi, dan perlindungan dari berbagai bencana seperti banjir, badai, dan erosi. Eksploitasi berlebihan terhadap sumber daya alam akan menimbulkan biaya yang jauh lebih besar dibandingkan manfaat ekonomi yang bisa diambil. Ketika dampak muncul dalam bentuk bencana alam dan kerusakan lingkungan akan menimpa kehidupan manusia dan spesies lainnya. Terlebih, sistem alami dan siklus biogeokimia yang dihasilkan oleh keanekaragaman hayati memungkinkan manusia dan spesies lainnya dapat hidup dan terus berkembang. Berdasarkan data kecenderungan kejadian bencana 10 tahun terakhir yang dilansir oleh Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB). Bencana alam di Indonesia didominasi oleh banjir, tanah longsor dan puting beliung hingga rata-rata lebih dari 80?ri total kejadian bencana tiap tahunnya. Dalam dua tahun terakhir saja yaitu 2017 dan 2018, telah terjadi 5.168 bencana alam dan 92?ncana alam didominasi oleh 1.803 banjir, 1.447 longsor, 1.549 puting beliung. Peningkatan bencana tersebut selain disebabkan faktor global (perubahan iklim) yang berakibat pada peningkatan intensitas curah hujan dan puting beliung, juga karena faktor antropogenik (kerusakan ekosistem). Hal ini menunjukkan bahwa pengelolaan ekosistem yang berkelanjutan sangat erat kaitannya dengan kesejahteraan manusia. Kabupaten Madiun merupakan salah satu dari 29 kabupaten di Provinsi Jawa Timur. Kabupaten ini memiliki 15 wilayah administrasi kecamatan dan 198 wilayah administrasi desa/kelurahan. Masing-masing kawasan memiliki keanekaragaman hayati yang bervariasi sebagai respon dari keanekaragaman ekosistemnya. Memahami potensi keanekaragaman hayati di Kabupaten Madiun membuka peluang pemanfaatan yang lebih baik dalam konteks konservasi maupun ekonomi. Untuk memperoleh manfaat dari keanekaragaman hayati secara nyata, diperlukan dokumen tentang Profil dan Status keanekaragaman spesies dan ekosistemnya. Hal ini sebagai upaya meningkatkan pemanfaatan Sumber Daya Alam dan Pembangunan secara berkelanjutan.
Group of Knowledge :
Original Language :
Level : Nasional
Status :
Document
No Title Document Type Action