Abstract |
: |
PELEPASLIARAN BENIH SIDAT DI ALAM DALAM RANGKA PEMULIHAN POPULASI SIDAT DI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
(EEL RESTOCKING FOR RECOVERY POPULATION IN SPECIAL REGION OF YOGYAKARTA)
Yogyakarta, 27 Oktober 2015
Ikan Sidat atau orang Jawa menyebut Pelus atau dengan nama latin Anguilla Sp., merupakan salah satu ikan yang dulu mudah di dapati di sungai-sungai, atau di rawa-rawa yang tersambung dengan sungai. Namun sekarang ikan tersebut mulai sulit ditemukan di sungai-sungai (seperti sungai Opak, Oya, Progo, Serang, Bogowonto), atau perairan lainnya. Semakin langkanya ikan ini tidak hanya di Yogyakarta, tapi hampir di semua daerah bahkan di seluruh wilayah Indonesia atau bahkan dunia menunjukkan kecenderungan yang sama. Ikan sidat mempunyai bentuk bulat panjang menyerupai ular atau seperti belut, mempunyai rasa daging yang enak dan banyak dicari konsumen dari luar negeri khususnya Jepang.
Di Indonesia terdapat tidak kurang dari 7 jenis ikan sidat dari 18 Jenis sidat yang ada di dunia. Di selatan Jawa termasuk Yogyakarta terdapat 3 Jenis sidat yang sering diketemukan, yaitu Anguilla bicolor bicolor, Anguilla marmorata, dan Anguilla nebulosa nebulosa. Di Yogyakarta dari 3 jenis tersebut hanya 2 yang sering ditemukan yaitu jenis Anguilla bicolor bicolor dan anguilla marmorata. Anguilla bicolor pada bagian dorsal (punggung) berwarna hitam dan pada bagian ventral (perut) berwarna putih. Sedang Anguilla marmorata atau juga disebut dengan sidat kembang atau sidat macan. Ikan sidat besifat katadromus yang artinya ikan sidat melakukan migrasi ke arah air asin (laut) pada saat akan melakukan perkawinan. Selama ini masih diyakini bahwa ikan sidat kawin sepanjang musim, namun akan lebih intensif terjadi pada musim penghujan dan perkawinan sidat terjadi di laut yang dalam. Larva ikan sidat secara perlahan-lahan akan masuk ke muara-muara sungai, mencari air yang salinitasnya rendah (air tawar) dan akan migrasi ke hulu sungai dan menetap sampai menjadi induk dan akhirnya turun lagi ke laut untuk kawin.
Ada 2 faktor yang menyebabkan terjadinya penurunan populasi sidat, yaitu faktor alam dan faktor manusianya. Faktor alam seperti telah terjadinya kerusakan habitat (tempat hidup) sidat, seperti rusaknya tempat mencari makan atau tempat persembunyian. Faktor alam yang lain adalah terganggunya jalur migrasi (fish way) ikan sidat karena hampir semua sungai telah dibangun bendungan, dam (groundsill). Adanya bendungan akan menghambat migrasi ikan sidat dari laut menuju hulu sungai atau sebaliknya.
Penurunan populasi sidat karena faktor manusia adalah karena adanya penangkapan yang berlebihan, penggunaan alat tangkap yang tidak ramah lingkungan (misalnya menggunakan strom, racun). Banyaknya induk-induk sidat yang tertangkap bendungan, dam dan muara-muara sungai, juga sangat potensial sebagai penyebab menurunnya populasi sidat. Induk-induk tersebut akan menghasilkan berjuta-juta larva yang akan tumbuh menjadi sidat dewasa. Selama ini ikan sidat hanya berkembang biak secara alami dan belum bisa dikembangbiakan secara buatan.
PT. Iroha Sidat Indonesia adalah salah satu perusahaan joint venture yang bergerak dalam bidang budidaya dan pengolahan sidat. Perusahaan ini beralamat di jalan Gatot Subroto, 46 Banyuwangi Jawa Timur, Indonesia. Visi dari perusahaan ini adalah Menjadi perusahaan dunia yang unggul dan ramah lingkungan dalam produksi kabayaki. Selama ini perusahaan memperoleh benih (glass eel) dari Pelabuhan Ratu, Sukabumi, Jawa Barat, untuk dibesarkan menjadi sidat ukuran 250 gram.
Sesuai dengan Visi perusahaan, maka PT. Iroha Sidat Indonesia telah menyusun berbagai kegiatan yang intinya untuk ikut menjaga keseimbangan pupulasi sidat di alam. Beberapa kegiatan diantaranya adalah melakukan restocking elver, maupun Induk ke perairan umum, rehabilitasi habitat sidat, bersama pemerintah memperbaiki atau membuat jalur migrasi (fish way) sidat, dan membuat daerah konservasi dan pembinaan Pokmaswas. Kegiatan tersebut akan dilakukan secara bertahap dan dilaksanakan di seluruh wilayah perairan di Pulau Jawa. Selain itu Perusahaan juga hanya akan membeli glass eel dari Pelabuhan Ratu hanya pada saat musim saja dan sesuai dengan yang butuhkan.
Tujuan dari kegiatan pelepas liaran (restocking) ikan sidat ini adalah sebagai salah satu upaya untuk mengembalikan populasi sidat di alam, yang saat ini dirasakan sangat menurun populasinya. Disamping itu kegiatan ini juga sebagai salah satu bentuk pertanggung-jawaban perusahaan terhadap lingkungannya. PT. Iroha Sidat Indonesia berinisiatif untuk menjadi pelopor dan merupakan perusahaan yang pertama melakukan kegiatan restocking dan konservasi sidat khususnya di Pulau Jawa.
Restocking saat ini akan dilepas sekitar 250 Kg elver dengan ukuran antara 3-10 gram/ekor dengan Anguila marmorata dan Anguila bicolor, yang didatangkan dari Banyuwangi. Kegiatan ini mendapat dukungan dan melibatkan Dinas Kelautan dan Perikanan DIY, Kabupaten Bantul, Gunungkidul dan Kulonprogo, Pokmaswas dan masyarakat umumnya. Sidat akan ditebar di daerah aliran sungai (DAS) sungai opak, Oya, Progo, Serang, Bogowonto, dan Sungai bawah tanah di Gunungkidul. Kegiatan restoking ini akan terus berlangsung sampai dengan tahun 2018.
RESTOCKING (PELEPASLIARAN) IKAN SIDAT
Ikan Sidat atau juga disebut dengan Pelus (Jawa) atau Anguilla Sp. merupakan salah satu ikan yang dahulu mudah di dapati di sungai-sungai seperti sungai Opak, Oya, Progo, Serang, Bogowonto, atau di rawa-rawa atau perairan yang tersambung dengan sungai. Ikan sidat mempunyai bentuk bulat panjang menyerupai ular atau seperti belut sungai, mempunyai rasa daging yang enak dan merupakan komoditas ekport untuk negara-negara asia timur khususnya Jepang.
Namun keberadaan ikan tersebut sekarang semakin sulit ditemukan, karena populasinya semakin menurun. Penurunan populasi sidat ini disebabkan karena berbagai sebab seperti penangkapan yang semakin intensif, penurunan kualitas habitat tempat hidupnya, banyaknya bendungan atau bangunan melintang sungai yang merupakan jalur mingrasi (fish way) sidat. Perlu diketahui bahwa sidat merupakan salah satu jenis ikan katadromus hidup di 2 perairan, waktu muda sampai dewasa hidup di sungai (air tawar) dan ketika akan berkembang biak turun ke laut karena larvanya hidup di air asin. Sampai saat ini ikan sidat belum dapat dikembangbiakan, sehingga benihnya masih sangat tergantung dari Alam.
menyadari persoaalan tersebut Departemen Perikanan UGM bekerjasama dengan PT. Iroha Sidat Indonesia salah satu perusahaan yang bergerak pada usaha budidaya dan pengolahan sidat, pada tanggal 9-10 April 2018 melakukan restocking (pelepasliaran) sidat di berbagai sungai di DIY. Restocking tahun kali ini merupakan kegiatan tahun ke 3, dan telah dilepas sebanyak 180 Kg elver (sidat muda) dengan ukuran rata-rata 20 gram/ekor. Restocking dilakukan di 2 wilayah Kabupaten masing-masing kabupaten Bantul 4 lokasi (bendung Blawong dan Puton kecamatan Jetis, bendung Bendo dan Tegal di kecamatan Imogiri). Untuk kabupaten Kulon progo masing-masing di sungai progo desa Salamrejo, bendung Jelok Sentolo, Sungai Serang masing-masing di desa Clereng dan Secang.
Pada kesempatan itu Direktur PT. Iroha Sidat indonesia J. Soetanto dan Ir. Sukardi, M.P. perwakilan dari UGM, menyerahkan secara simbolis kepada masyarakat dan melakukan pelepasliaran disaksikan oleh anggota Pokmaswas, pamong desa, kepala Dinas Kelautan dan Perikanan kabupaten Kulon Progo, dan Bantul serta warga masyarakat. Kepada warga masyarakat Ir. Sukardi, M.P. mengatakan bahwa restocking ini bertujuan untuk pengkayaan populasi, sehingga diharapkan untuk tidak ditangkap dulu agar sidat yang dilepas dapat menjadi induk bertelur dan menghasilakan anakan (glass eel) yang lebih banyak. Direktur PT. Iroha Sidat Indonesia J. Soetanto, mengatakan bahwa akan terus meningkatkan kerjasama dengan UGM dan berbagai pihak untuk terus berupaya mengembalikan populasi sidat di alam, dan ini merupakan komitmen dari perusahaan.
Foto-foto :
Ir. Sukardi, M.P. secara simbolis menyerahkan sidat kepada Dinas Perikanan dan Kelautan kabupaten Kulonprogo, untuk di restocking
Direktur PT. Iroha Sidat Indonesia J. Soetanto menyerahkan sidat utuk direstocking kepada perwakilan Pokmaswas di kabupaten Bantul, disaksikan oleh Ir.Sukardi, M.P. perwakilan UGM
|