Abstract |
: |
Kakao merupakan salah satu komoditas andalan perkebunan Indonesia. Indonesia sebenarnya berpotensi menjadi produsen utama kakao dunia karena lahan yang tersedia cukup luas yaitu 6,2 juta ha terutama di Papua, Kalimantan Timur, Sulawesi Tengah, Maluku, dan Sulawesi Tenggara. Namun rendahnya realisasi produktivitas kebun dipengaruhi oleh faktor kebun yang sudah tua, dan kehilangan hasil karena patogen. Kebun kakao yang sudah tua secara umum tidak produktif. Sudah saatnya ada upaya peremajaan kebun secara bertahap. Namun demikian, peremajaan kebun dengan fully replanting dan uprooting cukup beresiko karena berbiaya mahal dan petani pengelola kebun berpotensi kehilangan hasil selama periode tanaman belum menghasilkan (TBM) akibat jeda produksi menunggu masa menghasilkan (TM). Salah satu inovasi teknologi yang sudah dan sedang dikembangkan dan diimplementasikan dalam bidang agrobisnis kakao adalah “Rekabaru Program Rehab Kebun Kakao Tua dengan Teknik Okulasi Cicin yang Disempurnakan”. Okulasi cincin merupakan salah satu teknik modifikasi dari okulasi (tempel) yang hanya menyertakan satu mata tunas dengan okulasi yang sekaligus menyertakan lebih dari satu mata tunas. Hasil riset memberikan data bahwa teknik ini mampu menghasilkan 91,38 % tanaman hidup sehingga secara nyata lebih baik jika dibandingkan dengan teknik sambung pucuk, sambung samping, maupun okulasi. Tujuan penelitian untuk mendata keragaan biokemis dan fisiologis klon-klon kakao produk okulasi cincin yang disempurnakan pada periode tanaman menghasilkan. Penelitian akan dilaksanakan di Perkebunan Kakao Unit Produksi Segayung Utara, PT. Pagilaran, desa Simbangjati, kecamatan Tulis, kabupaten Batang, provinsi Jawa Tengah, mulai bulan April-November 2020. Penelitian menggunakan oversite design dengan tiga ulangan. Penelitian tahap I terdiri atas dua faktor yaitu klon kakao dan macam teknik perbanyakan vegetatif. Klon kakao unggul (K), terdiri dari 5 aras, yaitu: RCC 70 (K1), RCC 71 (K2), RCC 72 (K3), RCC 73 (K4), dan ICCRI 03 (K5). Macam teknik perbanyakan vegetatif (V), terdiri 4 aras yaitu: sambung pucuk (V1), sambung samping (V2), okulasi (V3), dan ring okulasi (V4). Penelitian tahap II terdiri atas dua faktor yaitu macam teknik perbanyakan vegetatif dan macam pupuk kandang. Macam teknik perbanyakan vegetatif (V), terdiri 4 aras yaitu: sambung pucuk (V1), sambung samping (V2), okulasi (V3), dan ring okulasi (V4). Pupuk organik (O), terdiri 2 aras yaitu: pupuk kandang sapi (O1) dan pupuk kandang kambing (O2). Variabel pengamatan adalah komponen lingkungan, pertumbuhan dan hasil kakao. Analisis data menggunakan ANOVA ? = 5 %, LS-Means dan Tukey HSD Test. Output dari penelitian jangka pendek ini akan dijadikan dasar untuk pengujian teknik okulasi cincin di sentra penanaman kakao di Indonesia. |