Title | : | TRADISI KLIWONAN MASJID WONOYOSO: Konstruksi Konsep Sakralitas Masyarakat Wonoyoso Pekalongan |
Author | : | |
Date | : | 1 2020 |
Abstract | : | Sakral dalam bahasa Durkheim merupakan fakta sosial yang tumbuh di masyarakat sejak zaman purbakala. Sakral pada zaman nenek moyang dimaknai sebagai hubungan dialektik antara manusia dan para dewa yang dianggap sebagai Yang Maha Kuasa. Fenomena sakral muncul sejak masa animisme-dinamisme sebelum lahirnya beragam agama, hingga kemudian diwariskan oleh masyarakat beragama. Salah satunya adalah tradisi Kliwonan yang mengkeramatkan sebuah sumur di Masjid Jami’ Wonoyoso, Pekalongan Jawa Tengah. Tradisi ini berlangsung turun temurun hingga saat ini dan menjadi bagian dari ritus keagamaan. Penelitian dilakukan dengan menelaah pemahaman kesakralan dalam tradisi Kliwonan menurut masyarakat Wonoyoso dengan menggunakan kerangka analisis Sosiologi Pengetahuan Peter L. Berger untuk menangkap makna Kliwonan masyarakat setempat, yang dilakukan melalui langkah deskripsi, wawancara, interpretasi, kesinambungan historis, koherensi intern, dan holistika sebagai unsur metodis penelitian ini. Hasil penelitian menunjukkan bahwa makna sakral tradisi Kliwonan Wonoyoso berhubungan dengan keyakinan proses pembuatan sumur Masjid Jami’ yang dipenuhi atau diringi bacaan doa dan azimat. Sumur Wonoyoso juga dianggap hampir sama dengan sumur Zam-zam karena tidak pernah kering. Kegiatan mandi di sumur Wonoyoso juga menjadi bagian dari tradisi sakral, begitupun pasaran Kliwon yang dalam masyarakat jawa dianggap sebagai hari yang sakral. Dengan demikian kegiatan Kliwonan di sumur Wonoyoso memiliki nilai kesakralan, yang dilakukan sebagai upaya untuk riyadoh dan wasilah memanjatkan doa dan harapan kepada Allah SWT. |
Group of Knowledge | : | Filsafat |
Original Language | : | Bahasa Indonesia |
Level | : | Nasional |
Status | : |
No | Title | Action |
---|---|---|
1 |
Laporan Penelitian Tradisi Kliwonan.pdf
Document Type : Laporan penelitian
|
View |